-->

Malik & Elsa: Seperti Rangga, Tapi Bukan Cinta yang Ditinggalkan | Arif P. Putra


Judul: Malik & Elsa
Negara: Indonesia
Bahasa: Bahasa indonesia
Direksi: Eddy Prasetya
Durasi: 88 menit
Perusahaan Produksi: Max Pictures 
Tanggal Rilis: 9 Oktober 2020
Pemain: Endy Arfian (Malik), Salshabilla Adriani (Elsa), Joshua Pandelaki (Pak Dirman), Muhammad Yahya Nur Ibrahim (Liandra) 
Diadaptasi dari Novel Boy Candra (Malik & Elsa)

Seperti kebanyakan pilem Indonesia; seorang anak remaja yang berangkat dari kampung halaman untuk menuntut ilmu ke kota, kemudian jatuh cinta dan terlilit hubungan asmara yang tak direstui orang tua. Lalu sukses dengan kerja kerasnya. Motivasi sekali.

Malik (Endi Arfian) dan Elsa (Salshabilla Adriani) berawal dari main tebak-tebakan dan Malik mengalahkan Elsa. Tiba-tiba Malik minta ditraktir selama tujuh hari berturut-turut. Itu menjadi awal dari kisah cinta Mailk dan Elsa. Ya, kembali kepada paragraf pertama, sebuah keadaan berbanding terbalik: keluarga Elsa orang berada, sedang Malik terbilang pas-pasan.

Elsa dilarang oleh Ibunya bergaul dengan Malik, ibunya beranggapan Elsa jadi lupa waktu sejak berteman dengan Malik sampai jatuh sakit. Tugas Liandra sebagai pria yang dipercayai ibu Elsa mendapat bagian melarang Malik bergaul dengan Elsa. Liandra memang sering muncul, tapi seperti tak berkesan. Pilem yang memang menggambarkan keadaan kampus sekali, kehidupan senior dan junior disampaikan secara bias, namun terlihat gamblang. Antara pilem dan kenyataan keseharian mahasiswa dalam pilem ini juga sederhana, namun dapat ditangkap.

Lalu Malik menang kompetisi menulis yang memberinya kesempatan langka untuk belajar di Belanda. Malik harus menentukan pilihan antara cita-cita atau cinta yang belum terucap. Ternyata diam-diam teman sekamar Malik (Lubis) mengirimkan salah satu karya Malik untuk mengikuti lomba tersebut dan beruntung Malik mendapatkan juara sehingga mengharuskan dia terbang ke Amsterdam.  Menarik.

Seperti pilem remaja kebanyakan, Malik dan Elsa memang menceritakan sisi percintaan sepasang anak muda yang tengah mengalami kasmaran. Jadi wajar saja tidak ada konflik atau adegan menegangkan -atau menggetarkan secara emosional.  Kejutan yang datar.

Malik dalam Pilem ini entah mengapa bagi saya terkesan over akting, tidak seimbang dengan peran Elsa yang sangat feminim layaknya mahasiswa baru; cantik namun tetap terlihat sederhana. Sedangkan Malik, ingin terlihat pemarah dan pekerja keras, namun seperti anak SMA.



Dibagian lain, betapa beruntungnya Kota Padang menjadi latar pilem ini, secara tidak langsung tampak monohok memang. Drama yang sedikit, kebanyakan main-main seperti sebuah pilem pendek, tapi panjang. 

Kisah asmara yang berkelindan, tapi fana. Seperti Rangga, tapi bukan Cinta yang ditinggalkan.

Bagian pertama pilem, sebelum Malik berangkat ke Padang adalah bagian yang menurut saya menarik. Pandangan  sebuah pilem yang akan saya tonton dapat saya temukan di sana dengan kesederhanaan keluarga Malik dan ayahnya, ditambah lagi hasut-cemeeh layaknya orang kampung. 

Meski sedikit, peran Mak Ipin sebagai ayah Malik dalam pilem ini begitu membantu. Walau ketika di Padang juga dibantu oleh beberapa artis dan tokoh Minang seperti Ajo Buset, Mahyeldi, dan lainnya. Tentu itu adalah poin plus dalam pilem ini, ditambah lagi latar yang dipakai keseluruhannya berada di Sumatra Barat terutama Padang. 



Ayah Malik (Mak Ipin) 

Pilem yang diangkat dari novel Boy Candra berjudul Malik & Elsa ini patut diapresiasi, bagaimana sebuah karya penulis mampu menembus layar lebar. Selain itu, yang tak kalah membahagiakan, lebih dari setengah pemeran pilem Malik & Elsa adalah mereka yang memang berkegiatan di Sumatra Barat. Setidaknya jadi sebuah batu loncatan untuk mengapresiasi mereka dengan ikut serta dalam pembuatan pilem sekelas tayang di Disney+ Hotstar, meski pada dasarnya mereka bukanlah orang-orang baru di dunia tersebut.


Ajo Buset (seorang penagih iuran pasar) 

Memang bukan hal yang pertama dalam dunia perpileman, sebuah persembahan layar lebar yang diadaptasi dari Novel, tapi kebanyakan Novel yang diadaptasi ke layar lebar adalah Novel lama. Setidaknya dapat menambah semangat penulis-penulis muda, bahwa mereka bisa bersaing diskala besar. 
Selamat atas rilisnya pilem Malik & Elsa,   saya rekomendasikan pilem ini patut mendapatkan waktu luang kawan-kawan sebagai sebuah apresiasi.          

Arif P. Putra
Saya seorang pengarang; menulis Puisi, Cerpen, dan Novel. Saya juga menulis tulisan Ilmiah sebagai alternatif lain mengasah kemampuan menulis saya. Ini merupakan ruang untuk membagikan tulisan-tulisan yang saya hasilkan, baik sudah dimuat media lain ataupun spontan.

Baca Lainnya

Post a Comment

Ikuti Sang Penyair Arif P. Putra