-->

Legenda Bujang Jibun: Menelisik Kebenaran Peninggalan Sang Parewa


Menuju Bukik Tabalai (Bagian 1)
Lokasi: Bukik Tabalai, Lubuak Batu, Surantih, Pesisir Selatan, Sumatra Barat. 

Surantih menyimpan beberapa cerita legenda, salah satunya Bujang Jibun. Cerita ini tidak asing lagi di tengah masyarakat Surantih, apalagi Lubuak Batu. Bukik Tabalai adalah saksi legenda yang terletak di kampung Lubuak Batu itu. Dari simpang Pasar Surantih bila hendak ke sana akan memakan waktu sekitar satu jam, baru sampai ke atas Bukik Tabalai.
Jalan yang ditempuh tidak terbilang sulit dan masih dekat dengan pemukiman warga. Alat transportasi yang digunakan bisa menggunakan motor atau mobil, sedangkan menuju bukik, kita harus berjalan kaki. Bukik Tabalai adalah tempat kediaman Bujang Jibun pada masa lalu, ketinggian bukik juga tidak terlalu terjal, masih bisa jajal siapapun.

Sebelum sampai di sana, kita juga menempuh batang air Timbulun atau biasa disebut masyarakat setempat dengan Batang Air Galaga. Penghubung jalan dari Timbulun ke Bukik Tabalai adalah jembatan gantung, masih memakai semi permanen. Mobil yang bisa melewati jembatan tersebut juga masih terbatas, hanya bisa dilalui mobil pribadi saja. Apabila mobil truck hendak menuju kampung di seberang jembatan, mereka akan menuju jalan Rawang (Sariak, Tabek, Sialang, Gunung Melelo, dan menuju Lubuak Batu). 

Di dasar batang air Galaga tersebut batu Bujang Jibun bersemayam, layaknya seorang yang sedang bersimpuh. Seperti yang diceritakan dalam legenda, Bujang Jibun terjun ke sungai dengan sumpah akan menjadi batu, dan apa yang ia tinggalkan juga akan menjadi batu. Peristiwa tersebut dilakukan Jibun demi melampiaskan kekesalannya pada seorang penagih utang, lantaran suling berkhodam miliknya tidak lagi mempan membius penagih utang. 

Cerita tersebut menjadi keyakinan masyarakat bahwa apa yang dimiliki Jibun semasa hidup juga menjadi batu: ternak, sumur, dan lainnya. Namun kabar yang beredar pun dengan beragam pertimbangan, akhirnya bukti fisik tersebut disembunyikan tetua kampung ke suatu tempat (kabarnya di sebuah goa). 

Cerita legenda Bujang Jibun masih mengalami simpang siur; entah benar adanya atau hanya cerita belaka. Meski begitu, bukti fisik yang ditinggalkan masih jelas adanya. Bukti tersebut seperti sumur dan gelanggang milik Bujang Jibun. Peninggalan tersebut membuktikan bahwa dahulu benar adanya kegiatan sabung ayam di Bukik Tabalai. Sependek pengetahuan saya, legenda tersebut belum pernah dibukukan dalam bentuk sebuah penelitian yang sudah teruji. Tapi tidak sedikit pula orang membawakan cerita legenda tersebut kedalam sebuah karya, seperti nyanyian rabab, puisi, dan cerita foklor. 

Masyarakat setempat masih menjaga cerita tersebut, bagaimana Jibun yang sebenarnya dan perjalanannya semasa hidup. Saat ini, hanya beberapa tetua yang masih hidup untuk dapat menceritakan keaslian cerita Jibun. Cerita yang beredar luas seringkali dibantah masyarakat setempat, seperti panggilan Jibun - Cibun (dialek atau diakronis). 

Foto: Dindi Trijuno 
Sumber: Rahmad Hidayat 

(Bagian 2) Membahas Peninggalan Bujang Jibun lainnya yang masih tersisa. 



Arif P. Putra
Saya seorang pengarang; menulis Puisi, Cerpen, dan Novel. Saya juga menulis tulisan Ilmiah sebagai alternatif lain mengasah kemampuan menulis saya. Ini merupakan ruang untuk membagikan tulisan-tulisan yang saya hasilkan, baik sudah dimuat media lain ataupun spontan.

Baca Lainnya

Post a Comment

Ikuti Sang Penyair Arif P. Putra